Pendekatan Edukatif dan Spiritual: Inovasi SMK Muhammadiyah dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa

14 May, 2025 | Kabar Berita

Di tengah tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks, banyak sekolah mencari cara terbaik untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada para siswa. Salah satu pendekatan unik dan patut diapresiasi datang dari SMK Muhammadiyah, yang memilih untuk meninggalkan pola hukuman konvensional dan menggantinya dengan metode yang lebih edukatif dan berorientasi pada pembentukan karakter. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah memberikan tugas membaca Al-Qur’an dan tes hafalan surat-surat pendek kepada siswa yang datang terlambat ke sekolah.

Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa pendidikan bukan hanya soal pencapaian akademik, tetapi juga pembentukan akhlak dan spiritualitas. Dengan pendekatan ini, SMK Muhammadiyah ingin menanamkan rasa tanggung jawab dan kesadaran spiritual kepada siswa sejak dini. Ketika siswa datang terlambat, mereka tidak hanya sekadar ditegur atau diberi sanksi fisik yang bisa jadi menimbulkan rasa malu atau dendam, tetapi justru diajak untuk merenung dan mendekatkan diri kepada nilai-nilai keagamaan.

Prosedur pelaksanaannya cukup sederhana namun bermakna. Siswa yang datang terlambat diarahkan ke ruang khusus atau diarahkan oleh guru piket untuk membaca beberapa ayat Al-Qur’an, dilanjutkan dengan tes hafalan surat-surat pendek yang telah diajarkan sebelumnya. Dengan kegiatan ini, siswa tidak hanya sekadar menjalani hukuman, tetapi juga belajar memperbaiki diri secara rohani. Ini adalah bentuk pembinaan yang menggabungkan nilai edukatif dan spiritual secara seimbang.

Lebih dari sekadar efek jera, kegiatan ini diharapkan menjadi momen refleksi bagi siswa. Ketika mereka membaca ayat-ayat Al-Qur’an, mereka diharapkan bisa menyadari pentingnya waktu, tanggung jawab, dan kesungguhan dalam menjalankan kewajiban sebagai pelajar. Surat-surat pendek yang dihafalkan umumnya mengandung pesan moral dan spiritual yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pentingnya keikhlasan, kesabaran, serta keimanan kepada Allah.

Selain itu, pendekatan ini juga secara tidak langsung memperkuat program tahfidz atau pembelajaran Al-Qur’an yang telah menjadi bagian dari kurikulum keislaman di sekolah tersebut. Siswa yang sering terlambat secara tidak langsung akan semakin familiar dengan bacaan dan hafalan Al-Qur’an, yang pada akhirnya menjadi investasi spiritual bagi mereka di masa depan.

Kebijakan ini pun mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak, baik dari guru, orang tua, maupun siswa itu sendiri. Banyak siswa mengaku bahwa mereka menjadi lebih termotivasi untuk datang tepat waktu karena tidak ingin melewatkan pelajaran sekaligus tidak ingin dipanggil untuk mengikuti “hukuman” yang sebenarnya mendidik tersebut. Para orang tua juga merasa terbantu karena anak-anak mereka mendapatkan pembinaan spiritual yang lebih terarah, bukan hanya disiplin semata.

Dari sisi guru, pendekatan ini memberikan alternatif baru dalam menyikapi pelanggaran disiplin tanpa harus menciptakan hubungan yang tegang antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, suasana sekolah pun menjadi lebih kondusif, religius, dan penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

Kebijakan semacam ini menunjukkan bahwa disiplin tidak harus ditanamkan dengan cara yang keras atau represif. Justru dengan pendekatan yang lembut, berlandaskan nilai-nilai agama, dan mendidik secara menyeluruh, siswa bisa lebih terbuka dan menerima pembinaan dengan hati yang lapang.

Dengan kata lain, SMK Muhammadiyah telah menunjukkan bahwa pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang tidak hanya mendidik pikiran, tetapi juga menyentuh hati dan jiwa para siswa.