Penyusunan Program Sekolah dan Sosialisasi Terkait Pencegahan Perundungan dan Tindak Kekerasan di Sekolah

11 Oct, 2021 | Kabar Berita

SMKs Muhammadiyah Tasikmalaya telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Anti Perundungan pada hari senin, 04 Oktober 2021. acara tersebut dipandu oleh Bapak Wawan Kurniawan, S.Pd.I (Kasubag Tata Usaha). Dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru, Siswa. 

Di sambutannya sekaligus membuka acara Bapak H. Encep Maemun, S.T., M.Pd (Kepala SMKs Muhammadiyah Tasikmalaya) meyampaikan “Perundungan/ bullying/ kekerasan bisa berupa verbal dan non verbal, Perundungan juga bisa terjadi antar guru dengan guru, siswa dengan siswa atau bahkan siswa dengan Guru. Perundungan bisa teratasi dengan adanya program sekolah menyenangkan dengan cara mengurangi hukuman fisik melainkan suatu kesalahan tidak ada hukuman, namun konsekuensi. Kepekaan terhadap lingkungan berawal dari dilihat, dirasakan, dilakukan.”acara selanjutnya dilanjutkan oleh pemaparan Anti Perundungan Oleh Ibu Idah Mahmudah, S.Pd(Wakasek Kesiswaan) didalam pemaparannya Ibu Idah menyampaikan beberapa point diantaranya 

 – Program roots Indonesia (pencegahan perundungan) diselenggarakan oleh kemdikbud bekerjasama dengan UNICEF

 – Tujuan dari program anti perundungan adalah untuk memusatkan peran pelajar di sekolah sebagai agen perubahan untuk menyebarkan pesan dan perilaku baik diantara teman sebaya

– Cara kerja dari program anti perundungan

a.    Fasilitator nasional : Pembimbing Guru

b.    Fasilitator Sekolah : 2 Guru terpilih

c.    Agen Perubahan     : 30 siswa terpilih

 – Pelaksana program roots Indonesia

a.    Pelatihan fasilitator nasional

b.    Pendaftaran sekolah dan fasilitator sekolah

c.    Survei awal dan pemilihan agen perubahan

d.    Aktivitas bersama agen perubahan

 – Peran agen perubahan siswa

a.    Menyebarkan perilaku positif

b.    Mengambil pembelajaran dari setiap pertemuan

c. Kemampuan menemukan solusi serta mengembangkan kemampuan untuk  menghentikan perundungan

d.   Melapor jika menemukan tindakan perundungan

 – Terdapat 15 modul yang disediakan untuk pelatihan anti perundungan

 – Agen perubahan harus menunjukkan kreasi di akhir pelatihan (roots day)

Demikian kegiatan sosialisasi terkait pencegahan perundungan dan tidak kekerasan di sekolah di laksanakan sampai saat ini masih dilakukan program pencetak agen perubahan bagi peserta didik.